Rabu, 27 Januari 2010

SOLUTION AND COLOID

Seperti diketahui, ada tiga bentuk zat, yaitu zat padat, cair, dan gas. Perbedaan yang penting antara ketiga bentuk ini adalah jumlah energinya. Zat padat adalah yang paling sedikit mengandung energi sehingga hanya sedikit terjadi pergerakan molekul. Karena itu zat padat mempunyai bentuk tertentu.
Gas adalah bentuk yang paling banyak mengandung energi. Energi kinetiknya sangat besar dibandingkan gaya tarik menarik antara molekul, sehingga tiap molekul dapat bergerak lebih bebas, sehingga gas tidak mempunyai bentuk. Sedangkan pada zat cair energi kinetiknya tidak terlalu besar, gaya tarik menarik antar molekulnya lebih besar dari energi kinetiknya sehingga pergerakan dari molekul cairan agak terbatas.


SIFAT-SIFAT CAIRAN
1. Tekanan uap air.
Pada keadaan setimbang, jumlah molekul diatas cairan yang berada dalam keadaan uap adalah tetap, dan ini memberikan suatu tekanan yang disebut tekanan uap air.

2. Tegangan permukaan (surface tension).
Bila kita lihat, suatu cairan dalam cawan, molekul cyang terletak didalam, dikelilingi oleh molekul lain sehingga tertarik kesemua arah dengan gaya yang sama (jumlah gaya = 0). Tetapi molekul yang terletak pada permukaan tidak, sehingga gaya dari dalam akan menarik sebanyak mungkin molekul dari permukaan, agar permukaan menjadi sekecil mungkin sehingga permukaan air menjadi cekung. Tegangan permukaan inilah yang menyebabkan cairan pada pipa kapiler dapat naik turun, misalnya air akan naik pada pipa kapiler, sedangkan air raksa akan turun, sebab air akan membasahi gelas sedangkan air raksa tidak.
Banyak zat-zat yang terkandung dalam darah akan merendahkan tegangan permukaan dari darah. Bila misalnya karena suatu hal udara masuk dalam peredaran darah, ia akan membentuk gelembung udara dalam darah.
Menurut hukum Gibbs, yang berbunyi : ” suatu zat yang merendahkan tegangan permukaan suatu cairan maka konsentrasi zat tersebut lebih besar pada permukaan cairan tersebut” . jadi pada permukaan pembuluh darah konsentrasi zat besar sehingga viskositas darah bertambah dan dengan gelembung udara yang ada akan membentuk suatu membran yang kuat, sehingga misalnya O2 sukar diserap tubuh, mungkin inilah salah satu sebab yang menyebabkan emboli (penyumbatan pembuluh darah).

3. Viskositas.
Dapat diartikan sebagai tahanan untuk mengalir. Madu atau minyak mengalir lebih lambat dari air sebab mempunyai viskositas yang lebih besar. Tetapi air mempunyai viskositas yang lebih rendah daripada eter dan kloroform.
Dalam kedokteran viskositas berbanding lurus dengan hematokrit, yaitu persentase jumlah zat padat dibandingkan dengan zat cair. Dalam darah terlarut zat-zat elektrolit maupun nonelektrolit seperti sel darah merah, sel darah putih, protein, lemak yang merupakan zat-zat koloidal. Karena zat-zat ini maka serum darah mempunyai viskositas 0,001 poise dan darah 0,003 poise. Perubahan komposisi zat-zat dalam darah akan merubah viskositas darah, sehingga pengukuran viskositas darah mempunyai arti diagnostik yang berguna. Pada penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi), viskositas darah menurun, karena adanya tekanan yang tinggi dari jantung, tetapi bila proses ini berlangsung terus-menerus dalam waktu yang lama, maka jantung akan kelelahan dan terjadi gagal jantung, pada kondisi ini tekanan dari jantung akan menurun maka viskositas darah akan meningkat sehingga aliran darah akan lebih lambat. Perubahan temperatur tubuh juga merubah viskositas darah.

4. Titik didih.
Bila suatu cairan dipanaskan lama-lama akan mendidih.

5. Titik beku.
Bila didinginkan dengan temperatur secukupnya, maka cairan akan membeku. Maka titik beku suatu cairan dapat didefinisikan sebagai temperatur dimana fasa padat dan fasa cair berada dalam keadaan seimbang.


SOLUTIONS (LARUTAN).
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih macam zat, terdiri dari zat yang terlarut (solute) yang berada dalam jumlah lebih sedikit, dan zat pelarut (solven) yang berjumlah lebih banyak.
Semua reaksi kimia lebih mudah terjadi bila berbentuk cairan. Zat pelarut yang banyak dipakai adalah air.

Macam-macam larutan.
1. untuk solute yang mudah larut (zat yang polar) dalam solven : larutan encer yaitu larutan yang mengandung relatif sedikit solute dalam larutan, dan larutan pekat yaitu larutan yang mengandung banyak solute dalam larutan.
2. Untuk solute yang sukar larut (zat yang non polar) dalam solven : larutan jenuh yaitu larutan dimana ada keseimbangan antara solute padat dan solute dalam larutan, dan larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung jumlah solute yang kurang dari larutan jenuh.

Larutan gas dalam cairan.
Hampir semua gas dapat larut dalam cairan walaupun kadang-kadang yang larut hanya sedikit sihingga dapat diabaikan.
Jumlah gas yang akan larut dalam sejumlah air tergantung dari 3 faktor :
1. Sifat gas, gas yang bersifat polar lebih mudah larut dalam air dari pada gas yang bersifat nonpolar.
2. Temperatur larutan, umumnya kelarutan gas akan berkurang dengan naiknya temperatur sehingga umumnya hampir semua gas dapat dihilangkan dengan jalan mendidihkan kecuali yang berbentuk campuran azeotrop.
3. Tekanan dari gas.
Makin besar desakan gas pada permukaan cairan makin besar kelarutannya.

Kelarutan gas dalam darah.
Salah satu fungsi penting darah adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke otot dan CO2 dari otot ke paru-paru untuk dikeluarkan.
Oksigen bereaksi secara kimia dengan haemoglobin darah, karena itu kelarutan oksigen dalam darah lebih besar dari larutan oksigen dalam air. Bila butir-butir darah merah dihilangkan berarti haemoglobinnya juga hilang, cairan darah sisa disebut plasma. Plasma darah mengandung bermacam-macam elektrolit yang tak bereaksi dengan oksigen yang akan merendahkan kelarutan oksigen. Jadi kelarutan oksigen dalam plasma darah lebih rendah daripada dalam air. Dalam plasma darah ada zat-zat yang bereaksi dengan CO2 sehingga kelarutan CO2 dalam plasma lebih besar dari pada kelarutan dalam air.
Kelarutan dari semua gas dalam darah bertambah bila kita menaikkan desakan parsial gas. Pada penyelam-penyelam didasar lautan karena diberi persediaan oksigen + N2, maka desakan gas akan besar, maka kelarutan gas-gas tersebut dalam darah lebih besar. Bila desakan dikurangi secara tiba-tiba, misalnya penyelam terlalu cepat dibawa naik keatas, kelebihan N2 yang inert akan dikeluarkan sebagai gelembung udara melalui saluran kapiler sehingga dapat memecahkan kapiler darah tersebut. Untuk menghidari hal tersebut penyelam biasanya naik keatas dengan pelan-pelan, atau dibawa dulu menuju ruangan dimana desakannya akan dikurangi sedikit-sedikit sampai sama dengan atmosfer.


Larutan cairan dalam cairan.
Bila dua macam cairan dikocok, bersama-sama maka campuran yang terjadi ada tiga kemungkinan, yaitu :
1. Cairan yang sama sekali tak bercampur (tak saling melarutkan).
Destilasi uap air.
Digunakan untuk memurnikan cairan yang mempunyai titik didih tinggi yang tak bercampur dengan air tapi dapat ikut bersama uap air.
Emulsi.
Bila dua macam cairan yang tak bercampur misalnya benzen dengan air atau minyak dengan air kita kocok bersama-sama dengan kuat suatu penyebaran atau dispersi dari butir-butir halus dari salah satu cairan tersebut akan didapat. Penyebaran semacam ini disebut suatu emulsi.
2. Cairan yang sebagian bercampur.
Bila sedikit fenol kita tambahkan ke dalam air, maka fenol akan larut dan membentuk larutan yang homogen. Tapi bila ditambahkan lagi fenol akan terdapat dua lapisan. Demikian juga bila kita tambahkan air sedikit kepada fenol, mula-mula air akan larut dalam fenol tapi bila lebih banyak air ditambahkan akan terjadi dua lapisan.
3. Cairan yang seluruhnya bercampur.
Misalnya air dengan alkohol. Campuran ini hanya bisa dipisahkan dengan destilasi berdasarkan perbedaan titik didihnya.


Larutan zat padat dalam cairan.
Semua zat padat dalam batas tertentu dapat larut dalam air walaupun ada perbedaan dalam kelarutannya. Zat-zat NaCl atau KNO3 dalam air akan menghantarkan listrik karena itu disebut zat elektrolit. Sedangkan gula dalam larutannya tidak menghantarkan listrik, maka disebut larutan non elektrolit.


Larutan ideal.
Pada gas ada yang disebut gas ideal dimana sifat-sifatnya akan didekati gas sebenarnya (real gas, actual gas) bila desakan gas tersebut mendekati nol. Demikian juga pada larutan ada yang disebut larutan ideal dimana sifat-sifatnya akan didekati oleh larutan biasa dengan syarat-syarat tertentu, yaitu :
1. Pada waktu membuat larutan dari komponen-komponennya tak terjadi perubahan panas.
2. Juga tidak terjadi perubahan volume.
3. Tekanan uap parsial dari masing-masing komponen dalam larutan tersebut sama dengan hasil kali antara fraksi mole komponen tersebut dengan tekanan uap komponen murni (hukum Raoult).


Larutan non ideal.
Ada larutan dimana daya tarik-menarik antara molekul komponen A dan B lebih kecil dari pada daya tarik menarik antara komponen A dengan A atau B dengan B sehingga desakan parsialnya akan lebih besar daripada bila dihitung dengan hukum Raoult.




SIFAT-SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Ialah sifat larutan yang hanya tergantung dari jumlah partikel zat yang ada dalam larutan dan tak tergantung dari jenis solutnya.
Sifat-sifat itu ialah :
1. Penurunan tekanan uap larutan.
2. Penurunan titik beku larutan.
3. Kenaikan titik didih larutan.
4. Tekanan osmosa.

Tekanan Osmosa.
Bila larutan dipisahkan dari solven murni aleh sesuatu membran yang sesuai, suatu difusi dari solven akan terjadi melalui membran, dari solven murni ke larutannya. Pada sebuah pipa gelas yang dibawahnya dibungkus dengan suatu kantong dari kertas cellophane kita masukkan perlahan-lahan larutan gula dan kita letakkan dalam sebuah gelas piala.
Gelas piala kita isi air murni. Molekul-molekul dari gula tak dapat berdifusi melalui membran, tapi molekul-molekul air dapat, molekul-molekul air akan berdifusi kedalam pipa. Difusi juga akan terjadi bila pada gelas piala mengandung larutan gula yang kadarnya lebih rendah dari pada larutan gula dalam kantong.
Membran yang dapat dilalui zat pelarut tapi tidak dapat dilalui oleh zat terlarut dinamakan membran semipermeabel.
Maka Osmose adalah proses pelarut melalui membran yang semipermeabel dari larutan dengan konsentrasi rendah ke larutan dengan konsentrasi tinggi. Osmose akan terus berlangsung sampai kesetimbangan tercapai ialah keadaan dimana jumlah pelarut perdetik yang keluar masuk melalui membran ke kedua arah sama jumlahnya.
Keadaan setimbang dapat dicapai dengan dua cara :
1. Kesetimbangan dicapai bila konsentrasi molekul pelarut didalam dan diluar membran sama.
2. Kesetimbangan dicapai bila air dalam pipa naik sedemikian tingginya, sehingga menimbulkan tekanan hidrostatik yang menyebabkan bahwa pelarut didalam kantong dakan keluar dari kantong sehingga pada saat itu osmose hilang.
Tekanan osmose serum darah terutama tergantung dari kadar garam-garam yang terlarut didalamnya. Protein-protein dan benda-benda darah mempunyai BM yang tinggi sekali, jadi jumlah yang ada dari protein/benda-benda darah konsentrasi molalnya rendah sekali jumlahnya, sehingga mengakibatkan tekanan osmotik yang rendah sekali. Tetapi meskipun demikian rendahnya, tekanan yang berasal dari protein sangatlah penting artinya, ini merupakan faktor pengendali pada keseimbangan air antara darah dan jaringan.
Menurut Clark :
Pembuluh kapiler darah permeabel untuk semua zat yang terlarut didalam plasma kecuali protein, maka tonus ialah gerakan air kedalam atau keluar dari kapiler dikendalikan oleh konsentrasi protein didalam plasma sebab tonus hanya ditentukan oleh konsentrasi partikel yang tak dapat melalui membran.

Jadi sifat larutan dapat disimpulkan sebagai berikut :
Tekanan osmose suatu larutan ditentukan oleh konsentrasi zat – zat terlarut dan tonus larutan ditentukan oleh konsentrasi molekul – molekul zat terlarut yang tak dapat melalui membran yang digunakan.
Membran yang mengelilingi sel darah merah bersifat permeabel terhadap beberapa zat terlarut. Cara untuk menentukan tonus dari sel darah merah ini adalah dengan jalan meletakkan sel darah merah di dalam larutan NaCl, karena membran sel darah merah bersifat impermeabel terhadap NaCl.
Dengan jalan menggunakan larutan garam (NaCl) dengan macam-macam konsentrasi terlihat bahwa pada larutan garam 0,9 % tidak menyebabkan perubahan pada sel, jadi larutan ini isotonis dengan isi sel. Dan tekanan osmose larutan garam 0,9 % ini = tekanan osmose isi sel yang tak dapat melalui membran sel. Berarti ia isotonis dan iso osmotik.
Juga dibuktikan bahwa larutan NaCl 0,9 % ini mempunyai tekanan osmose yang sama dengan serum darah, dan sel darah merah tidak mengalami perubahan volume dalam serum.
Bila sel darah merah dimasukkan ke dalam larutan NaCl yang lebih encer, maka larutan ini bersifat hipotonis terhadap sel dan akibatnya ialah air akan mengalir ke dalam sel, sehingga volume sel akan bertambah. Membran sel juga bersifat elastis sehingga sel akan akan mengembang. Bila konsentrasi garam dikurangi menjadi ± 0,47 % maka masuknya cairan kedalam sel akan merenggangkan membran sel sedemikian rupa sehingga haemoglobin akan keluar sedikit akibatnya larutan sekelilingnya akan menjadi merah dan ini dinamakan hemolisa.
Konsentrasi garam yang diperlukan untuk tepat menghasilkan hemolisa ini merupakan ukuran untuk mengetahui berapa kuatnya membran sel dan ini mempunyai nilai tertentu pada diagnosa. Setiap cairan yang akan disuntikkan kedalam aliran darah harus isotonis dengan isi sel. Ini dapat dilakukan dengan jalan melarutkan zat yang akan disuntikkan kedalam larutan garam yang dibuat sedemikian rupa sehingga tersebut mempunyai tonus yang mendekati tonus isi sel. Larutan garam tersebut dikenal sebagai larutan garam fisiologis.


KOLOID
Dalam suatu larutan gula atau garam dalam air, partikel-partikel zat terlarut yang tersebar dalam pe;arut terutama terdiri dari molekul tunggal atau ion-ion yang tak dapat dilihat oleh mata. Dan dalam suatu suspensi, zat-zat terlarut terdiri dari partikel-partikel yang cukup besar sehingga dapat dilihat oleh mata atau dengan mikroskop. Misalnya suspensi pasir dalam air, kedua fasanya dapat dipisahkan dengan jalan menyaring.
Diantara kedua sistem inilah kita letakkan sistem koloid. Pada sistem koloid partikel-partikelnya lebih besar dari pada molekul tapi tidak tak cukup besar untuk dapat dilihat dengan mata. Karena kecilnya partikel-partikel pada larutan koloid ini kelihatan seperti suatu campuran yang homogen. Dapat dilihat bahwa larutan ini adalah campuran yang heterogen.
Suatu larutan koloid, fasa-fasanya tak dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa atau dengan dibiarkan mengendap, susah untuk mengambil suatu batasan dari sistem koloid. Kadang-kadang ia menyerupai suatu suspensi, kadang-kadang larutan biasa. Darah kita merupakan suatu larutan koloid.
Koloid yang susunannya lebih kaku disebut gel. Derajat kekakuan gel ini adalah antar jelly yang paling encer dan tanduk yang paling kaku.
Pada suhu tinggi dan konsentrasi gelatin yang rendah campuran gelatin dan air berupa hidrosol (sol). Bila konsentrasi gelatin ditambahkan dan larutan didinginkan maka koloid akan berupa gel.
Sol dapat dibagi menjadi dua bagian :
1. Hidrofob : yang takut air.
2. Hidrofil : yang senang air.
Sol dimana fasa terdispersinya mempunyai sedikit afinitas dengan medium pendispersinya disebut suspensoid.

Beberapa sifat yang spesifik dari sistem koloid.
1. Filtrasi.
Partikel-partikel koloid dapat melalui pori-pari dari kertas saring biasa yang tak dapat dilalui oleh partikel suatu suspensi, sehingga penyaringan biasa tak dapat dilakukan. Tetapi dengan membran kolodion, partikel-partikel koloid tak dapat lewat sehingga dapat dipisahkan dari medium pendispersi. Penyaringan dengan membran kolodion disebut ultra filtrasi.
2. Pengendapan.
Partikel yang terdapat dalam suatu suspensi dengan air bila dibiarkan akan mengendap sendiri karena adanya gaya berat.
3. Efek Tyndall.
Bila cahaya biasa dijatuhkan pada suatu larutan koloid, tergantung dari konsentrasi zat terdispersi maka larutan dapat terlihat keruh seperti suspensi atau jernih seperti larutan biasa. Tetapi bila suatu cahaya yang kuat dan sempit dijatuhkan pada suatu larutan koloid bila dilihat tegak lurus dari arah sinar maka jalan yang dilalui sinar akan terlihat kabur, meskipun larutan koloid kelihatannya jernih. Hal ini disebut efek tyndall dan jalan yang kabur dari sinar tersebut disebut kerucut tyndall. Efek ini timbul karena tersebarnya cahaya oleh partikel-partikel kecil dari koloid.
4. Difusi, dialisa.
Dibandingkan dengan larutan biasa partikel-partikel koloid adalah besar sehingga kecepatan difusi dari suatu koloid dibandingkan dengan larutan biasa dapat diabaikan. Berdasarkan perbedaan kecepatan berdifusi dan juga karena sifat-sifat partikel koloid yang tak dapat melewati membran tertentu, terhadap larutan koloid dapat dilakukan dialisa.
Dialisa ialah cara pemindahan partikel-partikel koloid dari ion-ion yang terdapat didalamnya.
5. Gerakan Brown.
Partikel-partikel koloid yang hanya dapat bergerak dengan sedikit, tetapi karena adanya tumbukan dengan molekul-molekul fasa pendispersi gerakannya akan berbentuk zig-zag, ini disebut gerakan brown.
6. Muatan listrik pada koloid.
Fasa terdispersi pada koloid mengandung muatan listrik. Muatan dapat positif atau negatif sedangkan medium pendispersi akan mempunyai muatan yang berlawanan.


Kesetimbangan Donnan.
Pada abad yang lalu, orang mengira bahwa panas yang dikeluarkan, adalah ukuran untuk suatu zat bereaksi dan dikira bahwa hanya reaksi eksoterm yang dapat berjalan secara spontan. Penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa ukuran untuk dapat atau tidaknya suatu zat bereaksi, bukan ditentukan oleh panas reaksi melainkan oleh suatu jumlah yang disebut perubahan energi bebas.

Untuk suatu reaksi kesetimbangan :

A B dimana K = [B]/[A]

Perubahan energi bebas didefinisakan sebagai berikut :
∆ F = - RT ln K + RT ln [B’]/[A’]

Dimana :
K = konstante keseimbangan.
[A’] = konsentrasi A pada sembarang waktu.
[B’] = konsentrasi B pada sembarang waktu.
F = jumlah energi yang berhubungan dengan perubahan satu mol A pada
konsentrasi [A’] dengan perubahan B pada konsentrasi [B’].

Pada suatu proses difusi, dimana suatu komponen berdifusi dari konsentrasi [C2’] kepada komponen lain dengan konsentrasi [C1’], kesetimbangan tercapai bila konstante kesetimbangan K = 1.
Jadi [C2’], [C1’] = [B1’], [A1’] = konsentrasi selama reaksi berjalan, maka besarnya perubahan energi bebas adalah :
∆ F = - RT ln K + RT ln [C2’]/[C1’]
sehingga : pada keadaan setimbang
∆ F = RT ln [C2’]/[C1’] - RT ln 1 = 0

Jadi :
∆ F = RT ln [C2’]/[C1’]

Bila dua buah larutan dipisahkan oleh sebuah membran pada permeabel baik untuk soven maupun solute kedua larutan, maka pada keadaan setimbang kedua larutan akan mempunyai komposisi kimia dengan tekanan osmose yang sama.

Na+ K+ Na+ Na+
Cl- J- setimbang K+ K+
J- J-
Cl- Cl-

I II I II
membran membran

Tetapi bila salah satu larutan misalnya mengandung komponen NaR dimana R- adalah suatu anion monovalen yang tak dapat melalui membran misal Na proteinate, sedangkan larutan yang satu mengandung NaCl dimana kedua ionnya permeabel maka pada keadaan setimbang pembagian dari ion-ion dan tekanan osmosenya tidak akan sama.

Na+ Na+ Na+ Na+
R- Cl- setimbang
Cl- Cl-
R-

I II I II
membran membran

Kejadian ini ditemukan oleh Donnan dan kesetimbangannya disebut kesetimbangan Donnan.
Kesetimbangan dalam darah.
Butir-butir darah merah antaralain mengandung haemoglobin, protein, K+, Na+, Cl- dan HCO3-. Plasma darah juga mengandung protein-protein, , K+, Na+, Cl- dan HCO3-.
Membran yang mengelilingi butir-butir darah merah impermeabel terhadap protein, haemoglobin, K+ dan Na+ tetapi permeabel untuk Cl- dan HCO3-. Dengan demikian antara butir darah merah dan plasma darah terjadi suatu kesetimbangan Donnan.

Kita lihat ion-ion yang permeabel Cl- dan HCO3-.
Pada keadaan setimbang :

I [Cl-] sel = [Cl-] plasma
II [HCO3-] sel = [HCO3-] plasma


I [Cl-] sel = [Cl-] plasma
II [HCO3-] sel = [HCO3-] plasma


[Cl-] sel [HCO3-] plasma = [Cl-] plasma [HCO3-] sel


[Cl-]sel [HCO3-] sel
=
[Cl-]plasma [HCO3-] plasma




jadi, pada keadaan setimbang perbandingan (Cl-) dalam sel dan konsentrasi Cl- dalam plasma sama dengan perbandingan (HCO3-) sel / plasma dan ini merupakan angka konstan. Bila ada sesuatu hal yang menyebabkan perubahan salah satu konsentrasi maka semua komponen akan merubah konsentrasi sehingga kesetimbangan dicapai kembali. Hal ini terjadi sebagai suatu siklus dalam peredaran darah antara paru-paru dan otot.
Dalam otot saluran kapiler darah melepaskan oksigen dan mengambil CO2.
Carbonic anhydrase
CO2 + H2O H2CO3


Dan karena suasana basa berubah menjadi HCO3-, sehingga ratio HCO3- akan naik sehingga tekanan osmose dalam sel naik maka sel membesar lalu terjadi lagi difusi dari sel sampai terjadi kesetimbangan.

[Cl-]
sel plasma
[HCO3-]

sebaliknya bila darah yang datang dari jantung banyak mengandung O2 sehingga (HCO3-) rendah, maka akan terjadi difusi dari plasma.



















Soal :
1. Pernyataan dibawah ini yang salah adalah :
A. Banyak zat yang terkandung dalam darah akan merendahkan tegangan permukaan dari darah.
B. Perubahan komposisi zat dalam darah akan merubah viskositas darah, bila zat dalam darah berkurang, maka viskositas darah meningkat.
C. Temperatur tubuh yang meningkat akan menurunkan viskositas darah.
D. Pada permukaan pembuluh darah konsentrasi zat besar sehingga viskositas darah bertambah dan dengan gelembung udara yang ada akan membentuk suatu membran yang kuat.
E. Dalam darah terlarut zat-zat elektrolit maupun nonelektrolit seperti sel darah merah, sel darah putih, protein, lemak yang merupakan zat-zat koloidal.
Jawaban B.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan gas dalam air adalah :
A. Sifat gas, Temperatur larutan, Tekanan dari gas.
B. Sifat gas, Tekanan dari gas, titik didih air.
C. Titik beku, titik didih, dan banyaknya cairan.
D. Temperatur gas, sifat gas, tekanan uap air.
E. Tekanan dari gas, temperatur gas, jenis gas.
Jawaban A.

3. Salah satu fungsi penting darah adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke otot dan CO2 dari otot ke paru-paru untuk dikeluarkan. Pernyataan yang benar adalah :
A. Oksigen bereaksi secara kimia dengan haemoglobin darah, karena itu kelarutan oksigen dalam darah lebih besar dari larutan oksigen dalam air.
B. Plasma darah mengandung bermacam-macam elektrolit yang tak bereaksi dengan oksigen yang akan menaikkan kelarutan oksigen.
C. Kelarutan oksigen dalam plasma darah lebih tinggi daripada dalam air.
D. Dalam plasma darah ada zat-zat yang bereaksi dengan CO2 sehingga kelarutan CO2 dalam plasma lebih rendah dari pada kelarutan dalam air.
E. Kelarutan dari semua gas dalam darah berkurang bila kita menaikkan desakan parsial gas.
Jawaban A

4. Pada penyelam-penyelam didasar lautan diberi persediaan oksigen + N2, fungsi N2 disini adalah :
A. Menurunkan kelarutan oksigen dalam darah.
B. Menaikkan kelarutan oksigen dalam darah.
C. Meningkatkan tekanan parsial gas oksigen.
D. Menurunkan tekanan parsial gas oksigen.
E. Sebagai nutrisi bagi penyelam.
Jawaban C.

5. Pernyataan berikut yang tidak benar adalah :
A. Sifat-sifat koligati larutan ialah :Penurunan tekanan uap larutan, Penurunan titik beku larutan, Kenaikan titik didih larutan, Tekanan osmosa.
B. Membran yang dapat dilalui zat pelarut tapi tidak dapat dilalui oleh zat terlarut dinamakan membran semipermeabel.
C. Osmose adalah proses pelarut melalui membran yang semipermeabel dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke larutan dengan konsentrasi rendah.
D. Tekanan osmose serum darah terutama tergantung dari kadar garam-garam yang terlarut didalamnya.
E. Larutan NaCl 0,9 % mempunyai tekanan osmose yang sama dengan serum darah, dan sel darah merah tidak mengalami perubahan volume dalam serum karena NaCl 0,9 % bersifat isotonis.
Jawaban C.

6. Berikut ini yang bukan sifat spesifik koloid adalah :
A. Filtrasi.
B. Efek Tyndall.
C. Difusi, dialisa.
D. Gerakan Brown.
E. Tidak mengandung muatan listrik.
Jawaban E.

7. Pernyataan yang tidak sesuai dengan Kesetimbangan Donnan adalah :
A. Bila dua buah larutan dipisahkan oleh sebuah membran pada permeabel baik untuk soven maupun solute kedua larutan, maka pada keadaan setimbang kedua larutan akan mempunyai komposisi kimia dengan tekanan osmose yang sama.
B. Dalam otot saluran kapiler darah melepaskan oksigen dan mengambil CO2, dan karena suasana basa berubah menjadi HCO3-, sehingga ratio HCO3- akan naik sehingga tekanan osmose dalam sel naik maka sel membesar
C. Membran yang mengelilingi butir-butir darah merah impermeabel terhadap protein, haemoglobin, K+ dan Na+ tetapi permeabel untuk Cl- dan HCO3-.
D. Pada suatu proses difusi, dimana suatu komponen berdifusi dari konsentrasi [C2’] kepada komponen lain dengan konsentrasi [C1’], kesetimbangan tercapai bila konstante kesetimbangan K = 0.
E. ∆ F = RT ln [C2’]/[C1’]
Jawaban D.

8. Seorang laki-laki, umur 45 tahun, menderita penyakit gagal jantung sejak 4 bulan terakhir, maka pernyataan yang sesuai untuk penderita tersebut adalah
A. Viskositas darah meningkat.
B. Tekanan osmosis darah meningkat.
C. Tekanan hidrostatik darah menurun.
D. Kelarutan gas oksigen dalam darah menurun.
E. Kesetimbangan Donnan terganggu.
Jawaban A.

Tidak ada komentar: